HUBUNGAN JUMLAH ASUPAN ASAM AMINO ESENSIAL BALITA STUNTING DAN TIDAK STUNTING DI LOKUS STUNTING KABUPATEN LOMBOK UTARA
ABSTRAK
HUBUNGAN JUMLAH ASUPAN ASAM AMINO ESENSIAL BALITA
STUNTING DAN TIDAK STUNTING DI LOKUS STUNTING
KABUPATEN LOMBOK UTARA
Diki Wahyudi, Lina Nurbaiti, Gede Wira Buanayuda
Latar Belakang: Stunting merupakan kondisi gagal pertumbuhan pada anak
balita karena kekurangan gizi kronis, terutama terjadi pada 1.000 Hari Pertama
Kehidupan (HPK) menurut WHO. Stunting dapat disebabkan oleh gizi buruk,
khususnya kekurangan asam amino esensial. Oleh karena itu, penelitian ini
bertujuan untuk menganalisis hubungan jumlah asupan asam amino esensial pada
balita stunting dan tidak stunting di lokus stunting, Kabupaten Lombok Utara
Tahun 2022.
Metode: Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif analitik dengan
pendekatan studi cross sectional. Penelitian ini akan dilaksanakan selama bulan
September ? Desember 2022. Populasi penelitian ini adalah balita berusia 12
sampai dengan 24 bulan di lokus stunting, Kabupaten Lombok Utara.
Pengambilan sampel stratified randomized sampling.
Hasil: Penelitian ini menemukan jika terdapat kekurangan asupan asam amino,
termasuk lysine hanya mencapai rata-rata 2.11 gr/hari (4% dari kebutuhan harian),
Threonine 1.46 gr/hari (5.4% dari kebutuhan), tryptophane 0.46 gr/hari (6.2% dari
kebutuhan), dan Methionine hanya 0.86 gr/hari (3.3% dari kebutuhan).
Kesimpulan: Terdapat hubungan antara asupan asam amino esensial dan kejadian
stunting pada balita di Kabupaten Lombok Utara. Baik balita stunting maupun
non-stunting mengonsumsi leusin secara signifikan, sementara triptofan menjadi
asam amino yang jarang dikonsumsi. Sayuran menjadi sumber utama asam amino
bagi balita stunting di wilayah tersebut, sementara hati memiliki frekuensi
konsumsi terendah.
Kata Kunci: Stunting, asam amino esensial, lysine, tryptophane, methionine
Tidak tersedia versi lain