HUBUNGAN KONSUMSI IKAN LAUT PADA IBU KETIKA HAMIL DENGAN KEJADIAN STUNTING PADA BALITA DI LOKUS STUNTING KABUPATEN LOMBOK UTARA
ABSTRAK
HUBUNGAN KONSUMSI IKAN LAUT PADA IBU KETIKA HAMIL
DENGAN KEJADIAN STUNTING PADA BALITA DI LOKUS STUNTING
KABUPATEN LOMBOK UTARA
Fiana Damayanti, Lina Nurbaiti, Wayan Sulaksmana Sandhi Parwata
Latar Belakang: Stunting merupakan kondisi gangguan pertumbuhan pada anak
akibat kekurangan gizi kronis sehingga panjang atau tinggi badan terlalu pendek
menurut usia dengan z-score kurang dari -2SD (standar deviasi). Stunting bersifat
irreversible yang disebabkan oleh nutrisi yang tidak adekuat dan infeksi berulang
selama 1.000 hari pertama kehidupan anak. Stunting memberikan dampak negatif
baik secara jangka pendek maupun jangka panjang, dan bahkan menyebabkan
kematian pada anak di bawah lima tahun. Salah satu nutrisi penting yang harus
dikonsumsi selama masa kehamilan adalah protein. Ikan dianggap sebagai
makanan yang tinggi akan zat gizi karena mengandung protein berkualitas tinggi
dan zat gizi penting lainnya.
Tujuan: Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara
konsumsi ikan laut berdasarkan jumlah asupan protein, frekuensi, dan jenis ikan
laut pada ibu ketika hamil dengan kejadian stunting pada balita di lokus stunting
Kabupaten Lombok Utara.
Metode: Penelitian bersifat observasional dengan design dari penelitian ini yaitu
cross sectional. Penelitian ini akan dilakukan pada 15 posyandu di daerah lokus
stunting, Kabupaten Lombok Utara pada bulan Oktober 2022. Sampel pada
penelitian ini diambil dengan menggunakan cluster sampling dengan jumlah
responden sebesar 106. Pengambilan data dilakukan dengan pengisian kuisioner
SFFQ dan melihat data sekunder. Analisis yang dilakukan yaitu analisis univariat,
analisis bivariat yaitu uji chi-square, dan uji multivariat.
Hasil: Rata-rata asupan protein ibu ketika hamil pada lokus stunting Kabupaten
Lombok Utara adalah 34,09 gram/hari. Asupan protein dari ikan laut pada ibu
hamil dengan balita stunting lebih rendah yaitu 22,27 gram/hari, sedangkan ibu
dengan balita tidak stunting memiliki rata rata asupan protein sebesar 48,37
gram/hari. Ikan laut yang populer dikonsumsi pada populasi yaitu ikan tongkol,
tenggiri, teri, ikan asin, dan kakap, Namun jenis sumber protein ikan laut yang
paling sering dikonsumsi oleh responden berdasarkan frekuensinya, yaitu ikan
tongkol dengan frekuensi 1-3 kali sehari pada 19 orang responden dengan balita
tidak stunting
Kesimpulan: Terdapat hubungan signifikan antara frekuensi konsumsi jenis ikan
laut yaitu tongkol terhadap kejadian stunting dengan p = 0,015 (p
Tidak tersedia versi lain